Senin, 13 Juni 2011

Lada, rasa pedasnya menyembuhkan

Lada (Piper nigrum L) atau pepper, sering disebut juga dengan merica. Kita pasti sudah akrab dengan tanaman yang berkarakter memanjat ini. Secara ekonomis lada telah menghasilkan banyak uang bagi petani yang menanamnya. Bagi ibu rumah tangga, lada seringkali dipakai sebagai bumbu penyedap yang memiliki rasa pedas, karena mempunyai kandungan senyawa alkolid piperin. Di sisi lain bagi kesehatan, lada mempunyai manfaat dapat melonggarkan saluran pernapasan dan melancarkan aliran darah di sekitar kepala. Itulah sebabnya, masakan yang berbumbu pedas yang disebabkan oleh lada seperti sup, saus steak dan sebagainya, sangat bagus dan cocok untuk penderita influenza, kepala pusing, perut kembung dan mual akibat masuk angin.
Lada merupakan tanaman herba tahunan, ciri khasnya adalah hidup dengan cara merambat memiliki batang bulat, beruas, bercabang dan mempunyai akar pelekat. Selain itu lada memiliki daun yang berwarna hijau kotor berjenis tunggal dan memiliki bentuk bulat telur, pangkal bentuk jantung hati, berujung runcing, dan mempunyai ukuran panjang 5-8 cm serta lebar 2-5 cm. Komposisi yang terdapat di dalam biji lada terdiri atas minyak atsiri, pinena, kariofilena, limonena, filandrena, alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit, dan minyak lemak.
Tanaman lada untuk tumbuh baik membutuhkan iklim sebagai berikut: 1. tinggi tempat sekitar 0-500 meter di atas permukaan laut, 2. temperatur optimum 23-30 derajat celcius. 3. kelembaban tinggi, 4. curah hujan sekitar 2000-2500 mm/tahun serta terbagi rata sepanjang tahun. Keadaan tanah yang dikehendaki oleh lada adalah sebagai berikut: gembur, cukup tersedia unsur hara dan drainasenya baik.
Lazimnya kita mengenal dua jenis lada, yakni lada putih dan lada hitam. Lada putih adalah buah lada yang baru dipetik dimasukkan kedalam karung dan direndam di dalam air yang mengalir. Sesudah direndam kemudian dibersihkan, lalu bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan cara diinjak-injak, kemudian diayak. Setelah dipisahkan kemudian biji lada direndam kembali kedalam air yang mengalir selama 1-2 hari sehingga biji menjadi putih bersih. Setelah bersih kemudian biji lada dijemur sampai kering kira-kira 3 hari.
Sedangkan lada hitam adalah buah lada yang saat dipetik sudah matang tapi kulitnya masih berwarna hijau, setelah itu langsung dijemur selama tiga hari tanpa direndam terlebih dahulu. Pada saat proses menjemur, buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya, kemudian diayak sampai bersih.

black swan

Resensi film

Judul : Black Swan
Tahun terbit : 2010
Durasi : 109 menit
Sutradara : Darren Aronofsky
Pemain : Natalie Portman
Vincent Cassel
Mila Kunis
Barbara Hershey
Winona Ryder
Genre : Drama-Thriller


Black swan adalah film drama-thriller yang secara gamblang menghadirkan persaingan dua penari balet, yaitu Nina (Natalie Portman) dan lily (Mila Kuris). Di dalam film tersebut bercerita tentang persaingan, tetapi cerita persaingan difilm ini bukan persaingan keindahan gerak tari balet semata. Difilm ini bercerita tentang persaingan antara simbol baik dan buruk yang mereka perankan di dalam kehidupan keduanya.

Sudut pandang perempuan dan model penceritaan.
Sudut pandang dan model penceritaan yang digunakan difilm ini adalah sudut pandang perempuan. Sang sutradara Aronofsky melengkapi sudut pandang tersebut dengan menyertakan kegemarannya meletakan kamera di belakang punggung karakter utamanya. Sehingga dalam satu durasi penonton bisa mengamati dua hal sekaligus, yaitu dunia yang dilihat Nina sekaligus reaksi Nina dalam merespon dunia itu.
Di dalam film ini hampir semua nuansa thriller dibangun lewat pembuatan prasangka. Baik prasangka Nina terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Prasangka inilah yang membuatnya selalu dilanda oleh penampakan yang tidak nyata atau ilusi. Ilusi yang melanda Nina, yaitu mengenai hantu dan dirinya yang terluka serta menganggap Lily sebagai lawannya yang jahat, sekaligus sikap jahatnya juga kerap muncul di dalam diri Nina. Inilah yang membuat Nina menjadi rapuh dan mempunyai kepribadian ganda.



Peran yang maksimal.
Akting Natalie Portman begitu ciamik dipandang mata para penikmat film. Ia benar-benar mendalami karakter Nina dan ia sangat total melakukan setiap adegan yang ada. Sehingga kita layaknya menonton cerita aslinya. Karena ketotalitasan inilah akhirnya ia mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik di ajang Academy Award 2011.
Selain akting pemeran utama, lawan mainnya pun tak kalah memukaunya. Mila kunis tampil energik sebagai “wanita jahat”. Akting keduanya dalam film ini akan membawa kita tenggelam dalam plot yang sedikit pelik. Di dalam film ini juga terdapat beberapa adegan kejutanan sebagai unsur thrillernya.

Adegan terbaik.
Film arahan Aronofsky ini mempunyai kelebihan dari segi cerita dan kekuatan karakternya. Apabila kita menyukai sinema drama ataupun thriller tak akan menyesal melihat adegan yang menuju klimaks pada akhirnya. Selain itu, dukungan musiknya membuat suasana menjadi lebih terasa dan membawa kita kedalam ceritanya.
Disisi lain, film ini menghadirkan cara penyelesaian yang tidak mudah. Sang tokoh utama harus bergelut terlebih dahulu dengan dirinya sebelum mendapatkan pilihan terbaiknya sendiri. Sedangkan Lily yang menjadi karakter antagonis, mengajarkan sisi jahat pada Nina sekaligus menjadi teman terbaik saat ia ingin melepaskan diri dari kekangan ibunya. Sehingga, baru diakhir cerita kita dapat menentukan mana jalan terbaik yang menjadi pesan moral dalam film ini.

makaroni panggang bolognaise

MAKARONI PANGGANG BOLOGNAISE


Bahan-bahan:
100 gr makaroni pipa

Bahan saus bolognaise:
200 gr daging giling
½ klng jamur kaleng
190 gr jagung manis kaleng
1 klng pure tomat
2 buah tomat (buang bijinya potong dadu)
1 buah bawang bombay (iris memanjang)
3 siung bawang putih (cincang kasar)
3 sdm saus tomat
1 sdt oregano
2 lbr daun basil
½ sdt garam
½ sdt merica halus
1 sdm gula pasir
Minyak zaitun secukupnya

Bahan saus keju:
1 sdm butter
1 sdm tepung terigu serbaguna
200 ml susu cair putih
120 gr keju cheddar (parut)
¼ sdt merica halus
Krutong (roti tawar yang dipotong dadu kotak lalu ditumis dengan butter dan peterseli hingga berwarna kuning keemasan)



Cara membuat:
Makaroni: rebus makaroni di dalam air yang sudah mendidih dan sudah diberi minyak zaitun dan garam secukupnya hingga matang, angkat dan tiriskan.

Saus bolognaise: panaskan minyak zaitun di dalam wajan, setelah panas tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum, setelah itu masukkan daging giling tumis hingga matang, masukan saus tomat, tomat yang dipotong dadu, pure tomat aduk hingga semua bahan tercampur rata, setelah itu masukkan oregano dan juga daun basil aduk rata, setelah itu masukkan garam, gula dan lada, setelah semua bahan tercampur rata yang terakhir adalah jamur dan jagung manis, kecilkan api dan aduk-aduk hingga lima menit, setelah itu matikan api dan campur makaroni yang telah direbus kedalam saus bolognaise, aduk rata sisihkan.

Saus keju: panaskan wajan dengan menggunakan api kecil, setelah itu lelehkan butter, setelah leleh masukkan tepung terigu, masak hingga matang, setelah itu masukkan susu aduk perlahan hingga semua bahan tercampur, setelah tercampur rata masukkan setengah bagian keju yg telah diparut, aduk rata, masukkan merica halus masak hingga mengental, sisihkan.

Memanggang: susun semua bahan yang telah matang di dalam wadah, dimulai dari saus bolognaise yang telah dicampur dengan makaroni pada bagian dasar, lalu saus keju, dan pada lapisan atas diberi krutong dan parutan keju, panggang selama 15 menit dalam temperatus 200 derajat celcius, sajikan hangat.

sebuah lorong di kotaku dalam sebuah resensi feminisme

Nh. Dini, tak sekedar biografi.
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau yang biasa kita kenal dengan nama Nh. Dini adalah salah satu pengarang wanita indonesia. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 29 Februari 1936. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. NH Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini adalah pembatik yang selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, Penyebar Semangat, Tembang-tembang Jawa dengan Aksara Jawa dan sebagainya. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan. Baginya hidup adalah menyelesaikan tugas-tugas hidup dan menuliskannya.
Membaca buku-buku Nh Dini adalah membaca sebuah kehidupan dari masa ke masa. Karena hampir sepanjang hidup ia menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa penting di dalam hidupnya dalam beberapa buku. Tokoh-tokoh dalam bukunya lebih banyak bertipe the girl next door. Begitu dekat dengan kita, begitu nyata, tidak muluk-muluk. Sebagai penulis ia telah melakukan tugas dengan baik, konsisten, tidak bolong-bolong, tidak banyak bicara. Serta ia memiliki daya tahan yang sangat mengagumkan atas karya-karya yang dibuatnya. Ia juga telah menemukan estetikanya sendiri dalam menulis.
Nama Nh Dini adalah satu dari sedikit pengarang perempuan yang penting di negeri ini. Karya-karyanya dianggap sangat reprensentatif bagi banyak persoalan wanita yang dikekang oleh tradisi kebudayaan lelaki. Maka dari itu, ia mendapat julukan sebagai pengarang feminis. Julukan itu didapatkan karena karya-karya yang dituliskan dini membahas masalah tentang perempuan. Dan juga karena, dihampir setiap karya yang di ceritakan, ia berperan sebagai tokoh utama. Di dalam karya-karyanya dini memilih kalimat-kalimat yag sederhana untuk menggambarkan satu peristiwa.

Sebuah lorong di kotaku: sebagai gambaran umum.
Pada saat pertama kali membaca novel sebuah lorong di kotaku, hal yang pertama kali terlontar dari pemikiran saya adalah pendeskripsian terhadap peristiwa-peristiwa yang di gunakan pengarang dalam novel tersebut sangat detail sekali. Dia menuliskan hingga hal-hal terkecil yang ada di dalam karya tersebut. Setelah membaca deskripsi-deskripsi yang sangat detil. Lalu pemikiran lainpun muncul, kenapa pendeskripsian yang dilakukan pengarang sangat teliti dan detil sekali, menurut saya faktor pertama adalah karena pengarang tersebut adalah seorang perempuan, dia adalah Nurhayati Srihardini. Satu faktor inipun menurut saya sudah bisa mewakilkan faktor-faktor lainya. Karena wanita selalu di anggap teliti dan detil dalam melakukan segala hal. Faktor pendukung lain yang menjadi alasan adalah, karena pengarang ingin memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca. Sehingga orang yang membaca karyanya dapat mengetahui kondisi si pengarang pada saat itu. Dan kalau ingin dilihat faktor lain secara mendalam lagi, bahwa pada masa itu perempuan diwajibkan untuk bisa menjadi sosok yang ayu, yaitu salah satunya memiliki sifat tekun dan telaten, sehingga sifat tersebut terbawa ke dalam penulisan novel dengan pendeskripsian yang maksimal.
Setelah membahas masalah kalimat, hal yang terpikirkan selanjutnya adalah masalah budaya yang berada di dalam novel tersebut. Masalah inipun bisa dijadikan setting pada novel ini. Di dalam novel tersebut unsur budayanya sangat kental sekali. Budaya yang ditampilkan di dalam novel ini adalah budaya jawa di zaman penjajahan Belanda. Dan mereka memiliki budaya jawa yang sangat sopan dan halus. Pada novel ini terlihat bahwa, tokoh-tokoh yang ada termasuk kedalam golongan yang disegani oleh masyarakat pada zaman itu. Dan tampak jelas, bahwa setting atau latar umum pada novel ini berada di daerah jawa.
Berbicara tentang tokoh, pengarang di dalam novel ini menjadi tokoh utama cerita. Karena cerita ini mengenai kehidupannya di masa kecil. Dan tokoh-tokoh lainya yaitu sesuai dengan anggota keluarga yang dimiliki si pengarang. Di novel ini terdapat sosok ayah yang sangat bijaksana dan sayang kepada anak-anaknya. Setelah itu ada sosok ibu, sosok ibu disini digambarkan sebagai sosok yang sangat perhatian dan sayang sekali kepada keluarganya. Setelah tokoh ayah dan ibu, lalu dikuti oleh dua kakak laki-lakinya, yaitu nugroho dan teguh. Seperti halnya anak laki-laki, kedua sosok kakak ini tidak terlalu berpengaruh dalam tokoh utama, karena kakak laki-laki terlalu cuek akan adik perempuannya. Kalau ada sosok kakak laki-laki, berarti ada sosok kakak perempuan. Disosok kakak perempuanlah yang sangat berpengaruh terhadap tokoh utama. Karena tokoh utama lebih sering bermain dengan mereka, karena kesamaan gender. Sosk kakak perempuan yaitu, heratih dan maryam. Heratih adalah kakak tertua dan sangat mengayomi adiknya. Lalu ada maryam, dia adalah sosok kakak perempuan yang sangat pemberani. Pada cerita ini, tokoh yang menurut saya memiliki peranan dan pengaruh sangat penting adalah sosok dari para perempuan yang berada di novel ini. Karena pada setiap tindakan yang dilakukan oleh pria dinovel ini, selalu diikuti oleh tindakan wanita yang lebih dominan.
Setiap novel pastilah memiliki alur atau jalan cerita. Untuk mempersingkat kata novel ini memiliki alur maju, alur maju di ketahui dari rentetan peristiwa yang dialami para tokoh. Rentetan peristiwa yang dialami, selalu bergerak maju kedepan. Mulai dari menangkap ikan di kali, rencana liburan di rumah kakek, dan masuk sekolah untuk pertama kali.

Feminisme di dalam Sebuah lorong di kotaku.
Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menentukan unsur feminis di dalam novel ini. Secara umumpun dapat terlihat dengan jelas, hal yang terlihat jelas adalah tokoh utama di dalam novel ini adalah perempuan. Dengan begitu unsur feminis dapat langsung terlihat. Tetapi kalau ingin dilihat secara lebih mendalam lagi tentang feminis di dalam novel ini. kita harus membongkar satu-satu cerita ataupun tokoh-tokoh yang ada.
Novel ini dibuat dengan isi cerita yang berlatarkan pada zaman penjajahan belanda menuju ke zaman penjajahan jepang. Dari hal ini pun jelas, pengarang ingin menampilkan pandangan tentang kondisi di zaman itu, dilihat dari kacamata perempuan. Karena kebanyakan cerita yang ada tentang masa itu, dilihat dengan kacamata masyarakat secara umum ataupun kacamata laki-laki. Pada novel inipun, sebenarnya kita sudah diuntungkan dengan pengarang yang memiliki gender perempuan. Karena dengan sengaja maupun tidak sengaja dia akan menampilkan sisi feminis yang ada. Dan juga seharusnya lebih diuntungkan lagi, karena Nurhayati Srihardini ini deberi julukan “pengarang feminis”, sehingga secara tidak langsung kita telah membaca novel yang memiliki unsur feminis.
Kembali kepada masalah latar mengenai penjajahan di atas. Pada novel ini kita akan menemukan unsur-unsur feminis yang ada. Pada novel ini, kita tidak disuguhkan dengan cerita mengenai bagaimana proses peperangan itu berlangsung. Tetapi lebih kepada proses pengungsian para wanita dan anak-anak. Pada saat itu, kita akan menemukan sosok perempuan yang tidak kalah hebatnya dengan laki-laki. Pada saat itu, mereka harus berjuang menyelamatkan diri dari para penjajah. Kebanyakan cerita yang beredar tentang zaman penjajahan, wanita dianggap sebagai kaum yang lemah, mereka tidak memperlihatkan perjuangan perempuan dalam menyelamatkan anak-anaknya. Selama ini kita hanya melihat sosok laki-laki yang gagah perkasa melawan para penjajah.
Selain dari latar atau seting penjajahan yang ada di dalam cerita, kita juga disajikan dengan kegiatan sehari-hari mereka prapenjajahan. Sisi lain dari mereka terlihat sangat harmonis. Mereka sangat kompak dalam melakukan berbagai hal. Tetapi di balik kekompakan itu semua, terdapat sisi feminis yang dapat kita angkat. Dalam melakukan segala kegiatan, sosok perempuan di novel ini memiliki unsur yang dominan di dalam bersikap. Mungkin hal ini disebabkan oleh pengarang perempuan, sehingga sifat-sifat dominan perempuan ditonjolkan.
Tetapi memang pada kenyataan yang ada, kalau kita membaca atau membahas novel lain. Kebanyakan yang memiliki sifat dominan di dalam ceritanya adalah laki-laki, walaupun masih ada segelintir sifat perempuan yang dominan. Tapi tetap saja sifat yang menguasai adalah sifat laki-laki. Kenapa hal ini dapat terjadi, apakah hanya karena masalah gender dan bentuk biologis, sehingga sifat-sifat dominan perempuan tidak bisa dijadikan suatu bahan cerita yang menarik. Selama ini pula kebanyakan sifat dominan perempuan di dalam novel disalah artikan, dengan membuat cerita yang akan menimbulkan pemikiran yang akan mengenyampingkan perempuan. Padahal kalau kita pintar mengemasnya, akan menjadi suatu cerita yang apik dan memiliki unsur kecerdasan yang lebih tinggi, dibandingkan apabila yang diangkat adalah sifat dominan laki-laki.
Kembali lagi ke dalam konteks feminis di novel ini dengan dilihat secara umum. Secara tidak langsung dan tanpa kita sadari apabila kita membaca novel ini, kita akan disuguhi oleh aktivitas yang dilakuaakn oleh perempuan, jarang sekali terlihat kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki. Sekalinya terlihat, pasti selalu diiringi juga oleh kegiatan perempuan. Memang tidak begitu sulit menemukan unsur feminis di dalam novel yang dikarang oleh pengarang perempuan dan mendapat julukan pengarang feminis. Kalau dilihat karya-karya lain dari Nh. Dini, rata-rata yang dibuatnya adalah novel yang berdasar pengalaman hidupnya dan itu tentunya akan memiliki tokoh utamanya ialah dia sendiri. Jadi hampir semua karya yang ditulis Nh. Dini memiliki unsur feminis yang tinggi.

emansipasi pria

Dunia menghadapi era emansipasi yang aneh. Emansipasi pria, kata emansipasi pria mungkin baru saja terdengar kali ini. Bisa juga kata emansipasi pria telah tertutup oleh kata emansipasi wanita. Kenapa dapat tertutup oleh emansipasi wanita, mungkin dikarenakan emansipasi wanita yang lebih sering diangkat kepermukaan. Dan juga karena pada dahulunya wanita tidak mendapatkan hak dan kesempatan yang sama di dalam dunia pekerjaan.
Pada zaman sekarang ini banyak pekerjaan wanita yang dilakukan oleh pria. Di sini dapat dibuktikan, hampir semua penata rambut ternama, perancang busana terkenal, dokter kandungan, juru masak terkenal/koki/chef kebanyakan adalah pria. Dari semua pekerjaan di atas, yang dapat diterima dengan baik di masayarakat umum dan tanpa menganggap sebelah mata orang yang berkecimpung dipekerjaan itu, mungkin hanya sebagian kecil saja dan dapat di hitung dengan jari.
Profesi yang sudah umum dan dapat diterima oleh masyarakat banyak adalah koki/juru masak. koki pria mungkin sudah dapat diterima oleh masyarakat secara umum. Selain koki ada juga dokter kandungan, profesi tersebut juga sudah dapat diterima dimasyarakat umum dengan baik. Tetapi disamping koki dan dokter kandungan yang dilakoni oleh pria, di luar sana masih banyak profesi yang belum bisa diterima dengan baik oleh masyarakat pada umumnya. Rata-rata masyarakat umum di Indonesia masih menganggap remeh atau menganggap tidak wajar. Terkadang mereka juga memicingkan mata untuk mereka yang bekerja di dunia kaum wanita.
• Profesi penjahit pakaian.
profesi ini di masyarakat umum terdiri dari dua kalangan atau tempat. Penjahit yang bekerja dengan perancang busana, dan penjahit yang bekerja di pabrik. Untuk penjahit yang bekerja di pabrik mungkin sudah dapat diterima masyarakat pada umumnya. Tetapi penjahit yang bekerja di perancang busana, masih belum bisa diterima secara dengan baik. Karena mereka masih mempunyai anggapan miring dan memandang sebelah mata tentang orang yang bekerja di sana. Padahal pekerjaan yang dilakukan sama-sama menjahit, hanya perbedaan tempat bisa membuat beda pemikiran dan anggapan orang.
• profesi penata rambut.
pekerjaan ini hampir sama dengan pekerjaan sebelumnya.profesi penata rambut juga di masyarakat umum juga dibagi menjadi dua kalangan atau tempat. Profesi penata rambut yang bekerja di salon dan profesi penata rambut yang bekerja di kedai pemangkas rambu. Keduanya pun terlihat jelas anggapan masyarakat. Mereka masih belum bisa menerima secara penuh profesi yang berada di salon, hanya sebagian masyarakat yang bisa menerima mereka. Itupun karena mereka menjadi konsumen salon. Kalau untuk yang berada di kedai pemangkas rambut, masyarakat dapat menerimanya dengan baik, dibanding dengan yang berada di salon.
• Profesi perancang busana.
Untuk profesi yang satu ini, masyarakat umum belum bisa menerima secara penuh keberadaannya. Karena pada profesi ini, kebanyakan dilakoni oleh kaum hawa. Dan pada zaman dahulu pekerjaan ini banyak dikerjakan oleh para wanita. Sehingga pemikiran masyarakat secara umum telah terbentuk oleh sejarah dan belum bisa menerima keberadaan mereka secara penuh. Walaupun para perancang pria ini bisa dikatakan memiliki karya yang tidak kalah bagus dengan perancang wanita.
Kalau kita bandingkan dengan emansipasi wanita. Kenapa pada emansipasi wanita memiliki anggapan yang lebih baik dari masyarakat daripada emansipasi pria. Padahal banyak dari para wanita yang melakoni pekerjaan pria yang lumayan berat dan rumit. Kalau dibandingkan tanpa melihat asal terbentuknya kata emansipasi wanita, seharusnya emasipasi pria memiliki anggapan yang sama baiknya dengan emansipasi wanita. Karena pekerjaan yang dilakoni oleh pria juga bukan pekerjaan yang mudah.
Tetapi, pada intinya yang membuat perbedaan anggapan tersebut adalah pemikiran-pemikiran masyarakat umum tersebut. Sekarang, biarlah mereka tetap berkarya pada bidangnya masing-masing. Dan pada waktu yang akan datang, pemikiran-pemikiran masyarakat umum akan berubah menjadi baik, seiring dengan perkembangan pola pemikiran dan zaman.

Rabu, 01 Juni 2011

finaly i get my account

Setelah semester 2 berkutak dengan dunia blog, skrng diharuskan lg untuk menulis blog,,hehe. Inipun dilakukan untuk mendukung mata kuliah menulis. Setelah cukup lama untuk bisa mendapatkan akun, akhirnya stelah konfirmasi sana-sini, akunpun bsa terbuka kembali. Berbeda dengan tulisan sebelumnya, blog ini nantinya akan diisi oleh tulisan-tulisan yang sesuai dengan hobi saya.